BARON4D – Jaguar Land Rover Setop Produksi Mobil di China, Kenapa?

author
2 minutes, 29 seconds Read
Jaguar Land Rover mulai menguji mobil hidrogen

Liputan6.com, Jakarta – Jaguar Land Rover (JLR) mengambil langkah strategis dengan mengakhiri produksi mobilnya sendiri di China dan memilih untuk menggunakan platform buatan dalam negeri mulai tahun 2026.

Mangutip Carscoop, Minggu (18/5/2025), keputusan ini diambil menyusul kerugian yang dialami perusahaan patungan JLR dengan Chery sebesar USD 18,7 juta atau sekitar Rp 308,3 miliar pada tahun fiskal terakhir.

Putusan ini juga bertepatan dengan agresivitas Chery di pasar global, yang baru-baru ini meluncurkan merek pikap baru untuk menantang dominasi Toyota Hilux.

Dari sisi Jaguar, produksi model XE, XF, dan E-Pace yang saat ini dirakit di pabrik patungan dengan Chery akan dihentikan pada September 2025. Sementara itu, Land Rover akan mengakhiri produksi lokal Range Rover Evoque dan Land Rover Discovery Sport pada akhir 2026.

Nama Freelander, yang pernah populer, akan kembali hadir namun dengan konsep berbeda. Berdasarkan laporan dari AutoNews, Jaguar Land Rover dan Chery tengah mempersiapkan jajaran model baru yang fokus pada pasar China dengan merek Freelander yang sepenuhnya baru.

Lini produk ini akan dibangun di atas platform Chery T1X, yang pengembangannya melibatkan JLR sejak 2016. Platform modular T1X saat ini menjadi basic beberapa model SUV Chery, Tiggo, Omoda, dan Jaecoo.

 


2 dari 5 halaman

Adopsi Plug-in Hybrid

CFO JLR, Richard Molyneux, mengungkapkan model Freelander pertama akan mengusung sistem penggerak plug-in hybrid.

“Meskipun JLR akan memberikan masukan dalam desain, model-model Freelander ini tidak hanya akan menggunakan arsitektur China, tetapi juga akan secara khusus ditujukan untuk pasar tersebut dengan ‘atribut China’ dan ‘biaya China’,” sehingga menjadikannya sempurna untuk pasar China,” paparnya.

Diperkirakan, model-model Freelander akan terus dijual berdampingan dengan model impor berukuran lebih besar seperti Range Rover dan Defender, yang merupakan model dengan harga lebih tinggi dan dinilai tidak terjebak dalam perang harga dengan produsen lokal.

 

3 dari 5 halaman

Tantangan di Pasar China

Molyneux menjelaskan kepada para investor bahwa kinerja buruk tahun lalu disebabkan oleh sebagian besar model yang mendekati akhir siklus hidupnya, dan merek lain juga menghadapi tantangan serupa.

Pasar China memang dikenal sulit ditembus oleh produsen mobil asing. Beberapa merek seperti Audi sedang mencari cara baru untuk menarik minat konsumen lokal sambil memanfaatkan teknologi dalam negeri.

Kerugian tahun lalu terjadi setelah JLR mencatatkan keuntungan sebesar USD 47,8 juta (sekitar 788 miliar) pada tahun fiskal 2023.

Untungnya, penjualan JLR dalam empat bulan pertama tahun 2025 mulai meningkat, didorong oleh permintaan yang naik di Amerika Serikat.

Namun, bagi perusahaan yang pernah menjadikan China sebagai pasar terbesarnya, kini China berada di urutan kelima, menandakan tidak hanya kinerja yang lesu tetapi juga penurunan secara keseluruhan di tengah persaingan baru.

 

4 dari 5 halaman

Potensi Freelander Mendunia

Meskipun belum ada konfirmasi resmi, ada kemungkinan besar merek Freelander akan dipasarkan secara global.

Dengan strategi “house of brands” JLR yang sedikit membingungkan untuk menciptakan sub-merek seperti Range Rover dan Discovery, merek Freelander yang awalnya fokus untuk China ini berpotensi dijual di pasar luar negeri.

“Ini memiliki potensi untuk mendunia,” kata Molyneux, yang mungkin juga sejalan dengan rencana Chery untuk memperluas jangkauannya ke pasar internasional.

Tahun lalu, Chery menjadi eksportir kendaraan terbesar di China, dengan 1,14 juta unit kendaraan yang dikirimkan.

 

5 dari 5 halaman

Infografis Mobil Kepresidenan

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *