:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5263029/original/045594500_1750762056-IMG-20250624-WA0000.jpg)
Liputan6.com, Jakarta – PT MAB Distributor Indonesia (MABDI) yang merupakan entitas distribusi resmi Mobil Anak Bangsa (MAB) dan Motor Anak Bangsa (ELECTRO), menjalin kemitraan dengan PT Mata Cahaya Timur untuk membuka jaringan dealer resmi kendaraan listrik berbasis baterai (KBLBB) di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Disebutkan, kerja sama ini merupakan bagian dari upaya membangun ekosistem kendaraan listrik yang terintegrasi di seluruh wilayah Nusantara. Langkah ini sejalan dengan program pemerintah dalam mendorong transisi menuju energi bersih dan mobilitas rendah emisi.
Bagi MAB, kolaborasi ini merupakan strategi jitu untuk meningkatkan penjualan produknya di sektor kendaraan komersial bertenaga listrik.
“Dengan adanya kerja sama dengan PT Mata Cahaya Timur ini diharapkan bisa semakin memperbanyak penjualan produk-produk MAB,” terang Founder MAB Moeldoko di Jakarta, Selasa (24/6/2025).
Sebagai dealer resmi dengan konsep 3S (Sales, Service, dan Sparepart), PT Mata Cahaya Timur tidak hanya bertanggung jawab atas kegiatan penjualan kendaraan, tetapi juga atas penyediaan layanan purna jual serta suku cadang resmi.
Disebutkan, kemitraan ini berlaku selama dua tahun dan mencakup kegiatan pemasaran, penjualan unit kendaraan listrik, layanan perawatan dan perbaikan, serta distribusi suku cadang asli.
Adapun produk yang akan dipasarkan oleh PT Mata Cahaya Timur antara lain, Electric Heavy Truck 6×4, Electric Heavy Truck 8×4, Electric Double Cabin, dan Motor Listrik Electro.
CEO MAB Kelik Irwantono menyampaikan, wilayah Indonesia Timur dipilih karena peluang bisnis yang besar. Dirinya juga menyebut, kendaraan listrik bisa menjadi solusi bagi para perusahaan tambang untuk menekan biaya operasional.
“Kami melihat ada potensi market yang besar di sana, terutama perusahaan-perusahaan tambang, mereka sedang pusing dengan kenaikan harga solar sehingga yang bisa menjawab atau paling tidak membuat mereka mengurangi biaya transport yang tinggi adalah (penggunaan) kendaraan listrik. Sehingga ini menurut saya ke depan adalah market yang besar,” usai penandatanganan kerja sama.
Lebih lanjut dirinya menyampaikan, pihaknya menargetkan pendistribusian unit bisa dilakukan pada November 2025.
“Jadi (proses kerjasama) ini merupakan persiapan, sembari kami memproduksi truk-truk ini di pabrik kedua kami di Pasuruan (Jawa Timur),” ujar Kelik.
Daya Angkut Truk Listrik MAB
Dirinya juga menyampaikan, sebanyak 300 truk listrik ditargetkan siap didistribusikan ke wilayah Indonesia Timur. Ia juga optimistis, potensi di wilayah ini ke depannya bisa tumbuh hingga ribuan unit.
“Berbicara ke depan, potensinya ini bisa ribuan unit. Sehingga kami mempersiapkan pabrik ini supaya bisa memproduksi dengan kapasitas kurang lebih 150 unit per bulan dengan dua shift,” kata Kelik.
Sekadar informasi, truk listrik MAB menggunakan baterai dari raksasa pembuat baterai asal Tiongkok, yakni CATL. Truk listrik ini sendiri memiliki daya angkut yang tidak kalah dari truk bermesin konvensional.
“Daya angkut truk kami untuk tipe 6X4 bisa sampai 35 ton, dan yang 8X4 bisa sampai 55 ton. Dan sejauh ini yang paling banyak digunakan oleh perusahaan (tambang) nikel itu model 6X4 karena kondisi jalan mereka yang naik turun,” jelas Kelik.
Terkait stasiun pengisian daya baterai, MAB telah melakukan kordinasi dengan PLN.
“Kami telah melakukan kordinasi, mereka bukan hanya memikirkan ketersediaan listrik tapi masalah stabilitas (tegangan) karena ini berpengaruh terhadap charger. Kami akan melakukan MoU dengan anak perusahaan PLN mengenai hal ini baik terkait ketersediaan maupun stabilitas listrik,” tutup Kelik.
… Selengkapnya